Malam ini, saat aku tengah berada
di depan laptop untuk mengerjakan beberapa pekerjaan, tiba-tiba saja pikiranku
hanyut ke masa lalu, tepatnya April 2006, saat aku masih duduk di bangku kelas
3 SMP Negeri 2 Bogor. Saat aku pertama kali menerima sebuah surat cinta, dari entah
siapa, yang hingga detik ini, aku masih tidak mengetahui siapa pengirim surat
tersebut.
Meski 11 tahun sudah berlalu,
tapi hari itu masih teringat jelas di dalam benakku, seakan-akan baru saja terjadi
kemarin. Kala itu, aku bangun kesiangan karena malamnya bergadang menonton
pertandingan El Clasico Barcelona vs Real Madrid. Pukul setengah 7 lewat 10,
aku baru berangkat ke sekolah. Sesampainya di sekolah, upacara bendera sudah
dilaksanakan. Mau tak mau, aku terpaksa berbaris di belakang dan melempar tas
aku begitu saja ke belakang. Hari itu, semua seperti sama saja bagi aku. Saat
upacara selesai, lalu aku mengambil tas aku, aku juga tidak merasakan sesuatu
yang aneh.
Jam pelajaran pertama adalah
Bahasa Inggris, mata pelajaran favorit aku, meski aku tidak pintar-pintar amat
dalam pelajaran ini, tapi aku selalu bersemangat. Alangkah terkejutnya aku saat
menemukan sebuah kertas terselip di dalam buku LKS Bahasa Inggris aku. Wajahku
langsung merona merah saat membaca isi surat tersebut. Ya…isi surat tersebut
adalah sebuah surat cinta. Surat cintaku yang pertama. Aku masih ingat
samar-samar isi surat tersebut, kurang lebih seperti ini:
Dear Puspa, mungkin lo bakal kaget nerima surat ini, dan lo juga bakal
bingung, tapi lewat surat ini, gw cuma mau bilang, kalo gw itu suka sama lo, lo
mungkin ga bakal nyadar, tapi gw selalu perhatiin lo dari jauh. Lo yang
pendiam, lo yang ga banyak tingkah… girl, you win my heart. Gw cuma bilang gw
sayang lo, gw suka lo, gw ga bisa lagi menahan perasaan ini, gw pengen mengenal
lo lebih dekat! Kalo lo mau bales surat ini, taro di kolong meja guru 3-H ya..
Ya gitulah intinya kira-kira.
Seingat aku, isi surat ini jauh lebih panjang, hampir satu kertas penuh, tapi cuma
ini yang aku ingat. Sayang sekali, si pengirim tidak menyebutkan namanya sama
sekali. Ia cuma bilang, “Tertanda,
penggemar rahasiamu. R.”
R? Ribuan laki-laki di sekolahku
punya nama depan R. Aku yang bingung, tapi juga penasaran, akhirnya menulis
balasan : “Haloo…. Salam kenal…Kalau
boleh tahu siapa ya ini? Walaikumsalam wr.wb.” Lalu aku taruh di kolong
meja guru sesuai permintaan si pengirim.
Namun, karena stress dengan UN
yang tinggal menghitung hari kala itu, aku benar-benar lupa akan surat itu. Aku
sama sekali tidak pernah berpikir untuk mengecek apakah si pengirim membalas
surat aku lagi. Mungkin saja dia membalas, tapi suratnya keburu dibuang penjaga
sekolah sebelum aku sempat membacanya, atau..ah, entahlah. Aku yang saat itu
masih kelas 3 SMP dan punya rasa percaya diri yang sangat rendah, juga sempat
berpikir jangan-jangan itu cuma lelucon atau prank untuk menjahili aku. Sebab, mengapa sang pengirim hanya
menuliskan inisial nama depannya saja? Atau setidaknya berkenalan langsung
dengan aku jika ingin mengenal aku? Ah, entahlah, aku sendiri tidak tahu.
Kini, 11 tahun berlalu sudah.
Hingga detik ini, aku sama sekali tidak tahu siapa si ‘R’ tersebut. Mungkin dia
sekarang sudah menikah dan punya anak. Dan mungkin dia bahkan tidak ingat kalau
dia pernah mengirimkan surat itu kepada aku. Bohong dan munafik kalau aku
menyangkal aku tidak penasaran dengan siapa sebenarnya yang mengirim surat
tersebut. Bohong kalau aku menyangkal aku tidak ingin tahu siapa ‘R’ itu. Tapi,
aku sih berharap, jika ‘R’ sekarang sudah menikah dan memiliki anak, semoga
langgeng dan bahagia, dan semoga kau ‘R’ sehat dimanapun kau berada. Aku hanya
berharap ‘R’ membaca postingan ini dan tahu, bahwa 11 tahun lalu, aku membaca
dan membalas suratnya, dan masih mengingat isi surat itu setelah 11 tahun
berlalu… And after all this time… I still don’t know who you are.