Sabtu, 09 Januari 2016

Untuk adikku, Intan.

Intan Permata. Yup, itulah namanya. Rasanya baru kemarin, 7 tahun lalu, tepatnya Oktober 2009, saat aku membuka akun Facebook ku dan menemukan sebuah permintaan pertemanan dengan nick "Intan Permata Cleonova." Karena aku selalu senang jika ada orang yang meng-add Facebookku, dengan cepat aku menerima permintaan pertemanan itu. Aku tidak begitu ingat bagaimana awalnya kami bisa akrab, berbagi cerita tanpa canggung walau tidak pernah bertemu di dunia nyata. Yang aku ingat adalah, kita sama-sama penggemar talent show The Master, mungkin itu yang menyebabkan kami cepat akrab.

Awalnya aku tidak mengira dia masih duduk di kelas 6 SD ketika itu. Ketika dia berbicara tentang umurnya, alangkah terkejutnya aku, karena bahasanya sangat terstruktur, rapi, dan dewasa tidak seperti anak SD pada umumnya. Lalu ia bercerita bahwa ia ngefans berat dengan Robert Stevan, salah satu finalis The Master Season 2.
Aku yang saat itu masih kuliah di Bandung, dan memang saat itu sering bertemu dengan kak Robert (begitulah aku biasa memanggilnya) bertekad untuk menyenangkan anak ini, yang sudah menjadi teman curhatku dengan sangat menyenangkan. Maka aku pergi ke Istana Plaza, tempat biasa kak Robert nongkrong. Aku kemudian menelepon ke ponselnya Intan, kuberikan ponselku, agar Intan dapat berbicara dengan idolanya. Sungguh geli aku saat ia tergagap mendengar suara idolanya.

Intan sepertinya sangat berterima kasih kepadaku. Padahal apa yang aku lakukan, menurutku biasa saja. Ia menjadi sangat peduli padaku, membuatku jatuh sayang padanya, aku seperti menemukan seorang adik lewat Facebook.

Bahkan setelah 7 tahun berlalu, aku dan Intan tidak pernah putus komunikasi. Jika ia ada masalah, ia kerap curhat kepadaku. Dan bila aku update status di bbm yang menyiratkan moodku tidak enak, Intan pasti langsung bertanya ada apa denganku. Saat papaku meninggal, Intan-lah orang paling cepat kedua yang mengucapkan belasungkawa. Padahal ia hanya melihat statusku saja. Teman-temanku di dunia nyata bahkan kebanyakan tidak mengatakan apa-apa walaupun mereka sudah kukabari. Sangat membuatku terharu. Padahal siapa aku? Bukan kakaknya, bukan darah dagingnya, perbuatan baik yang pernah kulakukan kepadanya hanyalah membuat ia bisa berbicara di telepon dengan idolanya.   Kadang aku ingin tahu, sebenarnya apa rencana Tuhan dibalik mempertemukan aku dengan Intan lewat media Facebook 7 tahun lalu? Pastinya sebuah rencana indah.

Hidup ini aneh memang. Orang yang tiap hari bertemu, dulu sangat akrab, bisa tiba-tiba putus komunikasi begitu saja, seakan-akan kita tidak pernah saling mengenal. Orang yang hanya kita kenal melalui dunia maya, justru menjaga betul silaturahmi, bahkan lebih peduli kepada kita.
Untuk adikku Intan, terima kasih ya sudah menjadi teman curhat kaka yang asyik. Terima kasih selalu peduli dan memperhatikan kakak, bahkan lebih perhatian dari teman-teman kakak di dunia nyata. Semoga suatu saat kita bisa bertemu secara langsung ya de. Dan semoga komunikasi kita tidak pernah putus. Dan semoga Intan juga bisa tabah menghadapi kepergian Bapak.

Dari kakakmu, Kak Manda.

Tidak ada komentar: